Buka Rakor Cak Qudus Sampaikan: Bawaslu dan Media Mesti Berseiring Dalam Pengawalan Demi Suksesnya Pemilu
|
MOJOKERTO - Dalam rangka pentingnya media yang dalam hal ini memiliki irisan dalam fungsi sebagai sarana pengawasan, Bawaslu Jawa Timur menggelar kegiatan "“Peningkatan Kapasitas Pengawas Pemilu dalam Penulisan Press Release dan Pengelolaan Media Sosial bagi Bawaslu Kabupaten/Kota se-Jawa Timur" gelombang II yang diselenggarakan di Kantor Bawaslu Kabupaten Mojokerto mulai tanggal 19 s/d 20 Maret 2023.
Terundang pada kegiatan tersebut 19 Bawaslu Kab/Kota se-Jawa Timur, Bawaslu Kota Probolinggo yang pada kesempatan ini dihadiri oleh Kordiv Hukum, Pencegahan, Parmas, Humas (HP2H) Ilmiyah beserta Staf Humas Bayu Rizky P.
Bawaslu dan media mesti berseiring dalam pengawalan demi suksesnya Pemilu 2024 mendatang. Untuk bisa berseiring, SDM di Bawaslu sangat penting menjalin sinergisitas dan memiliki kemampuan bermedia. Pernyataan itu disampaikan Komisioner Bawaslu Jatim Abdul Qudus Salam saat membuka kegiatan tersebut. (19/3)
Menurutnya selama ini media memiliki andil besar dalam membantu Bawaslu. Yakni, turut mengedukasi dan menginformasikan pesan kepada publik tentang kepemiluan. Misalnya, apa yang boleh dan tidak boleh dalam regulasi pemilu. ‘’Disinilah perlu ada jalinan kerja sama. Kapan sesuatu perlu kita sampaikan ke media dan tidak. Tentu hal-hal demikian itu ada ilmunya,’’ ujar Cak Qudus sapaan akrabnya.
Sementara itu, salah seorang narasumber yang diundang adalah Sholahuddin atau Cak Hud sapaan akrabnya, redaktur dari Jawa Pos yang juga sebagai wakil ketua PWI Jatim. Dalam kesempatan tersebut, dia menyampaikan banyak hal. Terutama tentang berita yang diminati media. ‘’Di internal Jawa Pos, ada internalisasi tentang rukun iman berita. Yakni, ketokohan, pertama atau kebaruan, kedekatan, besar, kontroversi, human interest, dan misi,’’ ujar Cak Hud.
Nah, kejadian atau peristiwa yang memenuhi rukun itulah menjadi indikator sebuah berita. Apakah berita itu penting, menarik, ataukah penting dan juga menarik. Atau sebaliknya, tidak penting dan tidak menarik. ‘’Semakin tinggi nilai dari indikator dari rukun-rukun itu maka berita itulah yang disukai media dan diminati publik,’’ tambahnya.
Dalam pemberian materi tersebut, para perwakilan Bawaslu kabupaten/kota terlihat antusias. Mereka ingin mengetahui lebih jauh tentang banyak hal seputar media. Termasuk perbedaan media pers dan media non-pers. Selain itu, juga sharing tentang kode etik hingga organisasi kewartawanan.(Bayu/Humas)