Lompat ke isi utama

Berita

Bawaslu Jatim Tutup Rangkaian Penguatan Kelembagaan, Bawaslu Kota Probolinggo Hadir Dukung Penguatan Pengawasan Pemilu

Foto bersama Bawaslu Provinsi Jawa Timur dengan seluruh peserta dan perwakilan Bawaslu Kabupaten/Kota pada penutupan rangkaian Penguatan Kelembagaan bersama Komisi II DPR RI di Surabaya, Kamis (20/11).Foto bersama Bawaslu Provinsi Jawa Timur dengan seluruh peserta dan perwakilan Bawaslu Kabupaten/Kota pada penutupan rangkaian Penguatan Kelembagaan bersama Komisi II DPR RI di Surabaya, Kamis (20/11).

Foto bersama Bawaslu Provinsi Jawa Timur dengan seluruh peserta dan perwakilan Bawaslu Kabupaten/Kota pada penutupan rangkaian Penguatan Kelembagaan bersama Komisi II DPR RI di Surabaya, Kamis (20/11).

Surabaya – (Bawaslu Kota Probolinggo) – Bawaslu Provinsi Jawa Timur secara resmi menutup rangkaian kegiatan Penguatan Kelembagaan bersama Komisi II DPR RI pada Kamis, 20 November 2025 di Surabaya. Penutupan ini menandai berakhirnya program penguatan yang telah dilaksanakan sejak 19 Agustus 2025 dan tersebar di 38 titik dengan total 40 pelaksanaan. Agenda berskala provinsi tersebut tercatat melibatkan 2.850 peserta dan menghadirkan 152 narasumber dari unsur akademisi, pemantau pemilu, hingga penyelenggara pemilu, menjadikannya salah satu rangkaian penguatan kelembagaan terbesar yang pernah diselenggarakan Bawaslu Jatim.

Ketua Bawaslu Jawa Timur, A. Warits, dalam sambutan resminya menegaskan bahwa rangkaian penguatan ini merupakan wujud komitmen Bawaslu Jatim untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan secara menyeluruh. Ia menyampaikan bahwa perubahan lanskap politik dan perkembangan teknologi menuntut Bawaslu untuk selalu adaptif, berbasis data, dan berorientasi pada peningkatan kompetensi sumber daya manusia. Dalam pandangannya, penguatan kelembagaan tidak hanya berfungsi memperbaiki tata kelola internal, tetapi juga menjadi bagian dari upaya strategis menjaga kualitas demokrasi di Jawa Timur.

“Bawaslu Jawa Timur tidak berhenti belajar dan memperkuat diri. Ini adalah investasi besar untuk kesiapan pengawasan pemilu di masa yang akan datang. Ketika kita bicara penguatan kelembagaan, pada dasarnya kita membicarakan semangat para pahlawan: keberanian berubah, integritas dalam bekerja, dan komitmen memberi yang terbaik bagi bangsa,” ujar Warits dalam sambutannya.

Warits juga memberikan apresiasi kepada Komisi II DPR RI yang dinilai telah memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan kegiatan ini melalui penyediaan ruang dialog, fasilitasi regulatif, serta penguatan kelembagaan lainnya. Dibukanya program penguatan kelembagaan pada Agustus lalu dan ditutup kembali di Surabaya pada November ini disebut sebagai simbol konsistensi dan keseriusan dalam membangun penyelenggara pemilu yang profesional, modern, dan akuntabel.

Dari Bawaslu Kota Probolinggo, kegiatan ini dihadiri langsung oleh Ketua Bawaslu Kota Probolinggo, Johan Dwi Angga, bersama Koordinator Sekretariat Bawaslu Kota Probolinggo, Tommy Yoga Aditama. Keduanya hadir sebagai bentuk dukungan terhadap upaya penguatan kelembagaan yang diinisiasi Bawaslu Provinsi Jawa Timur. Kehadiran jajaran Bawaslu kabupaten/kota, termasuk Kota Probolinggo, tidak hanya menjadi simbol sinergi kelembagaan, tetapi juga menunjukkan komitmen daerah dalam menyelaraskan standar pengawasan pemilu yang ditetapkan di tingkat provinsi.

Dalam pemaparannya, Warits juga menyoroti pentingnya pengembangan literasi politik dan demokrasi berbasis catatan peristiwa pemilu. Dengan kekayaan data yang dimiliki Bawaslu Jawa Timur—termasuk jutaan Form A, laporan hasil pengawasan, dan dokumentasi temuan lapangan—ia menegaskan bahwa Bawaslu Jatim mempunyai potensi besar untuk mengembangkan basis literasi politik yang lebih konkret dan ilmiah

“Literasi politik yang paling kuat adalah literasi yang berbasis pengalaman nyata lapangan. Data pengawasan yang kita miliki bukan hanya arsip, tetapi aset pendidikan demokrasi. Ini dapat membantu membangun pemilih yang lebih kritis dan demokrasi yang lebih sehat,” jelasnya.

Menutup kegiatan, Warits menegaskan bahwa penguatan kelembagaan bukanlah program sementara, melainkan budaya organisasi yang harus diterapkan secara konsisten di seluruh tingkatan Bawaslu. Ia menekankan bahwa integritas, komitmen, dan keberanian berinovasi merupakan kunci utama menjaga kualitas pengawasan pemilu yang profesional dan berdaya saing tinggi.
“Penguatan kelembagaan merupakan budaya yang harus dirawat setiap hari, bukan hanya saat momentum tertentu. Konsistensi dan integritas menjadi fondasi untuk menjaga kualitas pengawasan di seluruh tingkatan,” pungkasnya.

Sumber: Humas Bawaslu ProvinsiJawa Timur

Editor: Ivone